Serat Dharmagandul Sunan Benang Dan Prabu Brawijaya SabdoPaoln

Cerita berdirinya negara Islam di Demak hancurnya negara Majapahit, di mana saat itulah awal pula masyarakat Jawa meninggalkan agama Buddha Siwa Buddha dan berganti memeluk agama Islam. Prosa dalam bahasa Jawa kasar diambil dari catatan induk asli peninggalan KRT tergerak dan terdorong hati ini setelah mengetahui cerita indah dari kyai kalamuadi kalam sama dengan ucapan wadi sama dengan rahasia yang dulu pernah berguru menimbang ilmu kepada Raden Budi.

Budi sama dengan kesadaran mentaati dan menuruti apa yang selalu diperintahkan oleh guru setia menjalankan petunjuk tekadnya sudah tiada lagi keraguan lahir maupun batin memuja guru bagaikan dewa itu sendiri. Apapun petunjuk Raden Budi sangat jernih dijunjung dan dirasati di dalam hati benar-benar dihargai lahir maupun batin tiada peduli walau harus hancur dulu itulah tekad kyai kalamuani.

Saat mulai pertama berguru hingga akhir nanti diterima oleh Batara atau Hyang Widi, segala keinginannya pun terwujud sangat besar anugerah yang Sukma atau yang maha gaib selalu diberi petunjuk melalui alam Shaheer.

Alam sama dengan dunia Sahir atau Sukro sama dengan kecil alam kecil mikrokosmos jagat cilik buana Alit, maksudnya badan manusia maupun alam kafir alam sama dengan dunia kafir atau kubro sama dengan besar alam. Besar makrokosmos jagat gede alam semesta sehingga akhirnya menjadi Aulia atau manusia pilihan mampu membaca segala rahasia Hyang Widi dan selalu bisa mematuhi dengan teguh segala pesan gurunya yang memerintahkan, agar mengajarkan sebuah pengetahuan, agar membuat tertera hati sesama dan juga membuka rahasia, agar seluruh ahli sastra bisa meniru dan menyebarkannya sama dengan rahasia menulis diberikan judul serat dermagandul

Dharma sama dengan kebenaran gandul sama dengan menggantung, mengapa dermagandul artinya kebenaran yang mengambang dirangkai dalam syair-syair tembang macapat. Saat membaca tulisan beliau cakupan tembangnya sangat bagus dan gampang dimengerti jelas dan terang maksudnya membuat hati terpana, sehingga ingin memiliki tulisan tersebut dan ingin menyimpannya ingin menulisnya ulang untuk diri sendiri semua isinya.

Setelah selesai membaca segera ditulis ulang berguna untuk menghibur hati saat berdiam diri di rumah di sela-sela waktu bekerja tempat ini bisa dinyanyikan sebagai petunjuk bagi orang bodoh seperti saya. Maksudnya darma gandul dan bisa dibuat untuk menetralkan hati saat beristirahat, saat menganggur tiada pekerjaan.

Pada suatu hari begini pertanyaannya,apa awal mula penyebab orang Jawa meninggalkan agama Buddha atau Siwa Bhuda bukan hanya Bhudah dan berganti memeluk agama Islam,aku sendiri juga kurang tahu akan tetapi aku pernah mendapatkan cerita dari guruku dan guruku adalah orang yang bisa dipercaya beliau menceritakan awal mula orang Jawa meninggalkan agama Buddha atau Siwa muda dan berganti memeluk agama Rasul atau Islam. berkata hal ini sesungguhnya memang perlu diceritakan, agar mereka yang belum mengetahui lantas bisa mengetahuinya.

Pada zaman dahulu negara Majapahit sesungguhnya bernama asli Majalengka,sedangkan nama Majapahit itu hanyalah sekedar berlambang akan tetapi yang belum tahu kisahnya. Maka nama majapahitlah dianggap nama asli di negara Majalengka. Berkunjung ke Majalengka serta memohon izin kepada sang raja, agar diperkenankan menyebarkan syariat agama Rasul Islam, sang prabu mengabulkan apa yang diminta oleh said Rahmat.

Said Rahmat lantas berdiam di ngapel Denta atau daerah Surabaya dan mensiarkan agama Rasul Islam, mulai saat itu banyak para ulama dari seberang berdatangan. Para ulama dan para Maulana menghadap sang prabu di Majalengka untuk meminta izin berdiam di pesisir utara Jawa. Permintaan Mereka pun dikabulkan oleh sang raja.

Lama-kelamaan apa yang diingini oleh para pendatang mendapat sambutan juga, masyarakat Jawa lantas banyak yang memeluk agama Islam salah satunya adalah Sayyid keramat menjadi guru dari orang Jawa yang telah memeluk agama Islam berkedudukan di daerah benang wilayah Tuban.

Said Kramat adalah Maulana dari tanah Arab masih keturunan nabi Muhammad oleh karenanya dipercayai sebagai seorang guru oleh orang Islam banyak orang Jawa yang terpikat dan berguru kepada Sayyid keramat. Seluruh masyarakat Jawa di pesisir Utara mulai ke barat sampai ke timur, semua meninggalkan agama Buddha Siwa Budha dan lantas memeluk agama Rasul Islam bahkan mulai daerah Blambangan ke barat hingga daerah Banten banyak yang pada tertarik ucapan-ucapan.

Padahal agama Buddha atau Siwa Budha telah ada di tanah Jawa selama kurang lebih 1000 tahun, semua pengikutnya menyembah kepada Budi hawa. Budi sama dengan kesadaran di sini yang dimaksud adalah kesadaran sejati adalah zat yang ini hawa adalah kehendak hati maksudnya tanpa paksa menyembah. Budi hawa artinya menyembah kesadaran sejati tanpa ada paksaan dari siapapun dan apapun manusia tidak memiliki kekuatan,

Apapun manusia hanya sekedar menjalani kesadaran sejati Tuhan lah yang menggerakkannya, sang prabu Brawijaya memiliki putra lelaki hasil perkawinannya dengan seorang putri berkebangsaan Cina lahir di Palembang bernama Raden patah. ketika Raden patah telah beranjak dewasa berniat menghadap kepada ramandanya, ikut serta saudara lain ayat satu ibu bernama Raden pusat setibanya di Majalengka sang prabu sempat kebingungan untuk memberikan nama kepada putranya tersebut.

Sebab jika mengambil nama dari beragama Jawa Budha menurut para leluhur dahulu seorang putra raja yang lahir di wilayah pegunungan harus diberi nama Bambang. jika mengambil nama dari ibunya maka lebih cocok diberi nama Claudia, jika mengambil nama dari Arab sesuai dengan agama yang dianut Raden patah. maka pantas diberi nama.

Raden Patah lantas memerintahkan Pati dan para naga pejabat untuk menghadap semua diminta pertimbangan, untuk memberikan nama kepada putranya ini. Sang Pati mengatakan bahwasanya, jika menurut leluhur maka pantas diberikan nama Bambang. Akan tetapi karena ibunya berasal dari Cina maka lebih baik diberi nama baba. Selain pantas juga menyerahkan maksudnya di daerah luar Jawa mendengar penuturan sang Pati yang seperti itu semua pejabat menyepakati dan pada akhirnya sang raja kemudian menghubungkan bahwasanya putra beliau yang lahir di Palembang tersebut diberikan gelar dan nama bapak hingga sekarang untuk menyebut anak blesteran Cina Jawa belum pernah.

Pada waktu itu bapak Fatah merasa takut, jika tidak menyetujui ke anda keramaiannya memberikan nama babah padanya, sehingga seolah-olah dia juga menyukai nama itu padahal tidak demikian sesungguhnya. Dia tidak menyukai nama babahtersebu,t dikala itu babah patah lantas diangkat sebagai bupati di daerah Demak membawa seluruh Bupati mulai pesisir Demak ke barat di Majalengka.

Lantas boyongan berada di desa Bintara karena bapak patah semenjak di Palembang telah beragama Islam oleh sang prabu diperkenankan tetap menjalankan agamanya di Demak. Sedangkan Raden kusen waktu itu diangkat sebagai Adipati teruh. Islam semakin berkembang pesat semua ulama meminta perkenanan sang prabu untuk memakai gelar sunan.

Sunan itu artinya Budi kesadaran agar kecerdasan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, jika buah Budi buah kesadaran mampu menyadari kepada segala kebaikan. Maka manusia seperti itu patut dijadikan tempat sinuwonan dimintai pengetahuan lahir batinnya, maksudnya patut dijadikan guru.

Pada saat itu para ulama budi kesadarannya masih bagus belum memiliki keinginan untuk berbuat tidak baik masih berfokus pada spiritualitas murni. Sang prabu Brawijaya melihat dan heran para ulama Islam spiritualitas yang dijalankan sama dengan pengikut agama Buddha, padahal menurut kabar penganut saya lihat Rasul Islam hanya menjalankan puasa tidak sedemikian kerasnya, karena merusak melanggar syariat maksudnya

Konon kabar yang diterima sang Prabowo tentang aturan spiritualitas orang-orang Islam sesuai syariat tidaklah sekretariat yang dijalankan para sunan tersebut. Sang prabu tidak tahu bahwa para sunan tersebut menjalankan lagu tasawuf, lagu spiritualitas yang memang kadang sedikit berseberangan dengan syariat Islam itu sendiri.

Pada beberapa hal prabu Brawijaya pun mengizinkan permintaan para ulama agama Rasul semakin menyebar luas semua kejadian di atas memang sangat aneh. maksudnya, begitu mudahnya sang prabu memberikan izin. Kita tidak menyaksikan sendiri semua ini berasal dari ingatan para leluhur, manakala kita mendapat cerita ini.

Sudah sepatutnya otak kita kritis inya atau tidak harus benar-benar dipertimbangkan secara matang, sampai sekarang masih nampak peninggalan-peninggalan sejarah yang berkaitan dengan cerita di atas masih bisa dinyatakan keberadaannya. Oleh karena itu menurutku kejadian di atas bisa dipercaya kalau itu sunan benang berkeinginan untuk mengunjungi kota Kediri.

Dalam perjalanan tersebut yang menemani hanya dua orang sahabat murid, sesampainya di wilayah Kediri bagian utara tepatnya di wilayah kertas sana Kertosono. perjalanan mereka terhalang oleh aliran air sungai Brantas yang tengah meluap banjir. Namun tidak begitu besar sunan benang beserta dua muridnya masih bisa menyebrang sesampainya di sebelah timur sungai.

Mereka mencari tahu agama apa yang dipeluk oleh masyarakat, yang tengah berdiam di situ. Apakah sudah memeluk agama Islam atau masihkah menjalankan agama Budi. Dalam teks asli tidak tertulis Bhuda tapi Budi, berarti jelas yang dimaksud adalah agama-agama selain Islam dan keberadaan agama-agama tersebut diikat oleh tali kesadaran pluralitas satu sama lain

Agama Budi kurang lebihnya berarti agama kesadaran damar Sasangka, menurut penuturan ke bandar mungkin salah seorang penduduk yang sudah memeluk agama Islam. Masyarakat sekitar mayoritas memeluk agama yang memeluk agama Budha hanya beberapa saja, sedangkan siar agama Rasul Islam masih sedikit sekali. Tapi sudah mulai merambah ke sana mayoritas masyarakat di sana beragama kalam memuliakan Bandung pandawasa Bandung dianggap sebagai nabi jika Tengah berhari Raya seluruh pengikutnya bersama-sama memakan makanan yang enak-enak bersukacita di kediaman masing-masing.

 

Penulis : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *