Pertarungan Sultan Maulana Hasanudin Dengan Pamannya Prabu Pucuk Umun

Pertarungan antara syekh Maulana Hasannudin dan juga prabu pucuk umun, akhirnya tiba ayam milik pucuk umun bernama jalak tarawih seekor ayam petarung berwarna hitam yang belum pernah kalah sekalipun di ajang adu ayam diciptakan dari besi baja berpamor air raksa dan berinti besi berani.

“yang mulia apa yang akan paduka lakukan agar Jalan tarawih dapat memenangkan duel ini”  Tanya salah seorang penasehat.bahwa sudah mengusahakan yang terbaik aku yakin dalam tarawih tidak akan kalah dalam pertarungan ini.”

” telah diberi ajian otot kawan tulang besi dan pada kedua kakinya dipasangi keris yang berbisa gejala tarawih tidak akan kalah, aku sudah meminta paratua untuk mendoakannya dan memberikan ajian otot kawat tulang besi sehingga ia menjadi ayam yang terkuat” Jawab prabu  Pucuk Umun dengan mengoleskan bisa di kedua garis.Prabu Pucuk  umun sambil mengurus Jalan rawit.

Sementara itu ayam Hassanudin bernama saung patok, iya merupakan penjelmaan salah seorang pengawal sekaligus penasehatnya yang bernama syekh Muhammad Saleh. iya adalah murid sunan Ampel dan tinggal di gunung santri di Bojonegoro Serang. Karena ketinggian ilmunya dan atas kehendak Allah, ia mengubah dirinya menjadi ayam jago yang berwarna putih.

“aku berterima kasih kepadamu karena kau bersedia membantuku untuk memenangkan duel ini”kata Hasanuddin dengan penuh kelembutan

” Tidak mengapa syech semua ini lakukan untuk membantunya menyebar luaskan agama Islam di Banten”  jawab Muhammad

“apakah aku harus menyiapkan senjata untuk diselipkan” ucap hasannudin

“tidak perlu syekh Maulana Hasanuddin biarkan, hanya Allah yang melindungi dalam pertarungan ini” jawab muhammad Saleh dengan penuh keyakinan.

“semoga Allah melindungi, Amin ya robbal alamin” jawab sultan maulana Hasannudin sambilmendoakan kawannya agar selamat dan memenangi pertarungan tersebut.

Ayam milik Maulana Hasanuddin tidak dipasangi senjata apapun, tetapi karena merupakan penjelmaan dari orang yang memiliki ilmu yang tinggi terhadap senjata tajam. Sebelum pertarungan dimulai pun Maulana Hasanuddin berdoa untuk meminta petunjuk, agar ia dapat memenangi pertarungan adu ayam dengan pamannya sendiri.

“ya Allah ini dapat dengan mudah menghadapi Hasanuddin berdoa dengan sepenuh hati.

Pada malam harinya Maulana Hasanuddin bermimpi menemui ayahandanya di Cirebon, dia pun mengutarakan ke gundahannya di dalam mimpinya itu.

“assalamualaikum ayahanda

“waalaikumsalam rupanya naaku menemui rintangan dalam upayamu menyebarluaskan agama Islam. Apakah kiranya yang dapat aku bantu” tanya syarif hidayatullah

ia pun mengajakku bertarung adu ayam barang siapa yang kalah di dalam pertarungan harus mengikuti kehendak orang yang memenangi pertarungan itu, Hasanuddin pun mulai mengutarakan penyebab dari permasalahannya itu lalu

” apa yang mengganjal di hatimu'” TAnya syarif hidyatullah

“ayah pasti mengenal syekh Muhammad Saleh, ia bersedia membantuku dan menjadi ayam jago. Aku tahu Dia memiliki ilmu yang tinggi tetapi aku tetap khawatir akan keselamatannya ayahanda” jawab Hasanuddin pun akhirnya mengutarakan kegelisahan di dalam hatinya kepada sang ayah

“syekh Muhammad Saleh memang memiliki ilmu yang tinggi ,hanya saja ia pun tetap saja manusia biasa aku sarankan mau bawa ayam mu itu ke sumur masjid agung Banten untuk kau mandikan dengan airnya, kemudian setelah itu kau bacakan untuknya ayat-ayat suci Alquran, semoga dengan begitu ayah\m mu mampu memenangi pertarungan atas dan ridho allah” ucap Syarif Hidayatullah dengan suara yang lembut tetapi tegas.

“baiklah ayahanda, terima kasih banyak atas saranmu, aku akan megikuti saranmu itu” jawab Hasanuddin dengan mantap.

Hasanuddin pun terbangun dari tidurnya dengan wajah berseri-seri, salah satu santri yang melihat wajah Hasanuddin kebingungan dan menanyakan kepada Hasanuddin Apa yang membuatnya terlihat senang padahal waktu pertarungan.

‘Apakah kiranya yang anda impikan, sehingga terbangun dengan wajah berseri seri” tanya salah satu santrinya

“Semalam sayabermimpi dan bertemu dengan ayahandku dan aku mendapatkan bantuan dari ayahanda ku.”jawab Hasannudin kepada santrinya.

Hasannudin merasa inilah jawaban dari seribu Do’a dasar untuk memenangi.  pada ke esokan hari nya Prabu pucuk Umun dan Sultan Maulana Hasannudin ramai mendatangi lokasi pertarunga adu ayam. bukan hanya ayam jago yang dibawa oleh Prabu pucuk uukun dan Sultan Hasannudin. keeduanya membawa pasukan lengkap dengan membawa senjata, guna menjaga ada kemungkin terjadi hal yang tidak diinginkan.

silahkan ikut dikelanjutannya di artikel berikutnya :

penulis Rakhmat sugianto.SH

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *