4 Mitos Seram di Gunungkidul selain Pulung Gantung

Artikel. suararadarcakrabuana.com – Di balik sebuah keindahan alamnya Di Kabpupaten gunung kidul, Gunungkidul menyimpan cerita mistis yang sudah cukup terkenal di Indonesia, yaitu tentang mitos pulung gantung. Bentuk pulung gantung sendiri menyerupai bola api pijar yang melayang-layang dan akan jatuh di salah satu pekarangan warga. Konon, jika rumah warga ketiban (kejatuhan) pulung gantung, pemilik rumah akan bunuh diri dengan cara gantung diri.

Menurut cerita yang telah beredar di kalangan masyarakat, konon pulung ini biasanya akan jatuh pada waktu surup menjelang shalat magrib atau sebelum shalat subuh. Mitos ini yang kemudian kerap dikaitkan dengan banyaknya kasus bunuh diri di Gunungkidul. Selain pulung gantung, masih ada sejumlah mitos di Gunungkidul lainnya yang beredar luas di masyarakat, di antaranya sebagai berikut:

1. Hama tikus jelmaan prajurit Nyi Roro Kidul

Akhir tahun 2021 lalu, hama tikus kembali menyerang puluhan hektare lahan pertanian di Gunungkidul, tak terkecuali ladang milik simbah. Banyak sekali tanaman jagung dan kacang yang tumbang diserang hama tikus. Alhasil panen jagung dan kacang pada tahun 2021 lalu cenderung menurun.

2. Mitos di Kampung Pitu

Hampir setiap akhir pekan, Gunung Api Purba Nglanggeran selalu dipadati para wisatawan. Gunung yang berada di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, ini memiliki ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut dengan luas kurang lebih 48 hektare. Tidak hanya memiliki panorama alam yang indah, wisata alam ini juga sarat akan nilai-nilai historis.

Berbeda dengan Gunung Api Purba Nglanggeran yang selalu ramai pengunjung, ada sebuah kampung terpencil di sebelah timur gunung tersebut, yaitu Kampung Pitu. Sesuai namanya, sampai saat ini kampung tersebut hanya dihuni oleh tujuh kepala keluarga.

Asal usul Kampung Pitu tidak lepas dari sosok bernama Eyang Iro Kromo. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, beliau adalah orang yang memenangkan sayembara yang diadakan Keraton Yogyakarta untuk menjaga pusaka Pohon Kinah Gadung Wulung. Sebagai gantinya, ia diberi hadiah tanah yang kemudian diwariskan ke anak cucunya hingga sekarang.

Ada peraturan adat di mana Kampung Pitu hanya boleh dihuni oleh tujuh kepala keluarga, tidak kurang atau lebih. Konon, jika peraturan ini dilanggar, akan ada malapetaka di kampung tersebut. Bahkan, jika ada salah seorang yang nekat tinggal di Kampung Pitu, bisa mengancam nyawa orang tersebut.

Selain itu, ada mitos lain terkait Kampung Pitu, yaitu tidak boleh mengadakan pementasan wayang kulit di desa ini. Jika dilanggar, warga yang menghuni Kampung Pitu akan mendapatkan musibah dan malapetaka.

3 Pohon Kepuh Disukai Gendruwo

Resan atau pohon besar seolah telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Gunungkidul. Hampir setiap wilayah di Gunungkidul terdapat pohon besar yang biasanya berada di pintu masuk atau di tengah-tengah dusun. Beberapa jenis pohon yang dianggap resan oleh masyarakat adalah pohon asem, beringin, gayam, randu alas, klumpit, dan pohon kepuh.

Hampir semua pohon tersebut dianggap angker dan disakralkan oleh sebagian masyarakat Gunungkidul. Biasanya, masyarakat menggunakan resan sebagai tempat ritual adat, sebelum mengadakan acara tertentu, mulai dari menggelar hajatan, rasulan, bersih belik, dan upacara adat lainnya.


Pohon beringin, salah satu yang dianggap resan oleh warga Gunungkidul (Pixabay.com)
Dari sekian banyak resan yang ada di Gunungkidul, pohon kepuh menjadi salah satu pohon yang dikenal angker. Tumbuhan yang juga disebut dengan nama pranajiwa ini, konon disukai oleh gendruwo. Oleh karenanya, tidak sedikit warga yang takut untuk menanam jenis pohon ini di halaman rumahnya.

Pohon kepuh sendiri merupakan pohon yang bisa tumbuh tinggi hingga mencapai 40 meter, dengan diameter batang bagian bawah dapat mencapai 3 meter. Sementara daun pohon kepuh berbentuk jorong dengan ujung dan pangkal yang runcing. Saat ini, pohon kepuh masih bisa ditemukan di tempat-tempat yang jarang dikunjungi, seperti di pemakaman, punden, dan tempat yang dianggap angker lainnya.

4 Pasar gaib di Pantai Greweng

Gunungkidul memiliki banyak pantai yang terkenal memiliki panorama alam yang indah dan memesona. Tak heran jika setiap akhir pekan tiba, pantai selatan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Dari sekian banyak pantai di Gunungkidul, ada salah satu pantai yang menyimpan cerita mistis, yaitu Pantai Greweng.

Konon, pantai yang berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, ini memiliki pasar gaib. Pasar gaib ini terletak di sebuah gua pertapaan di sekitar Pantai Greweng. Di dalam gua tersebut, terdapat seutas tali yang dibentangkan sebagai pembatas agar wisatawan tidak memasukinya.Salah satu pantai di Gunungkidul

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, tali itu sekaligus menjadi pembatas antara pasar gaib dan dunia nyata. Selain itu, wisatawan juga dilarang untuk mengambil benda atau barang di sekitar gua tersebut. Konon, jika ada orang yang nekat mengambil benda di sekitar pantai, akan diganggu “penunggu” dan disuruh mengembalikan benda yang diambil.

Terlepas dari percaya atau tidak percaya mengenai cerita tersebut, yang jelas, hingga kini sejumlah mitos tersebut masih dipercayai oleh sebagian warga Gunungkidul. Sebagian masyarakat juga percaya, bahwa di balik mitos tersebut, selalu ada pesan tersirat untuk kebaikan dan kelangsungan hidup manusia.

Penulis Redaksi : Rakhmat sugianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *