Jejak Perpecahan Kerajaan Nusantara Mataram Hingga Kahuripan

 

Artikel. suararadarcakrabuana.com – Sejarah Nusantara kaya akan cerita tentang kejayaan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan besar. Di antara berbagai dinamika politik, salah satu yang paling mencolok adalah perpecahan kerajaan-kerajaan besar menjadi beberapa entitas yang lebih kecil. Berikut ini adalah beberapa contoh signifikan dari perpecahan tersebut.

KERAJAAN MATARAM ISLAM

Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senapati pada abad ke-16 menjadi salah satu kerajaan besar di Jawa. Namun, setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua kerajaan: Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta. Perpecahan ini merupakan hasil dari politik adu domba yang dilakukan oleh VOC untuk melemahkan kekuatan Mataram.

Tidak berhenti di situ, perpecahan lebih lanjut terjadi ketika wilayah Kesultanan Yogyakarta dibagi lagi pada tahun 1813 dengan berdirinya Kadipaten Pakualaman.

KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit, yang didirikan pada abad ke-13 oleh Raden Wijaya, dikenal sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Namun, setelah masa kejayaannya, Majapahit mengalami kemunduran dan konflik internal. Akibatnya, pada akhir abad ke-15, kerajaan ini terpecah menjadi dua: Majapahit Barat yang dipimpin oleh Girindrawardhana dan Majapahit Timur yang dipimpin oleh Ranawijaya. Perpecahan ini semakin melemahkan Majapahit hingga akhirnya kerajaan ini runtuh

KERAJAAN KAHURIPAN

Setelah runtuhnya Kerajaan Medang pada abad ke-11, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan. Namun, demi mencegah konflik antara kedua putranya, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua pada tahun 1042: Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri (Daha). Perpecahan ini bertujuan untuk menjaga kedamaian, meskipun pada akhirnya kedua kerajaan tersebut sering berkonflik.

KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda yang berdiri sejak abad ke-7 juga mengalami perpecahan. Pada abad ke-14, Sunda terpecah menjadi dua kerajaan: Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda Pakuan. Meskipun masih dalam satu garis keturunan, kedua kerajaan ini sering berkompetisi dan berkonflik satu sama lain.

KERAJAAN SRIWIJAYA
Sriwijaya adalah kerajaan maritim besar yang berpusat di Palembang dan berjaya pada abad ke-7 hingga abad ke-12. Namun, pada abad ke-13, Sriwijaya mengalami perpecahan wilayah akibat serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Chola dari India Selatan. Perpecahan ini melemahkan kekuasaan Sriwijaya dan menyebabkan wilayahnya terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil di Sumatera.

KERAJAAN BALI
Kerajaan Bali, yang berjaya pada abad ke-14 hingga ke-17, juga mengalami perpecahan. Setelah runtuhnya Kerajaan Gelgel pada akhir abad ke-17, Bali terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, termasuk Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Badung. Masing-masing kerajaan kecil ini kemudian berkembang dengan identitas dan kekuatan sendiri.

Perpecahan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara mencerminkan dinamika politik yang kompleks dan sering kali dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Meskipun perpecahan ini sering kali melemahkan kekuatan kerajaan-kerajaan tersebut, namun juga menghasilkan entitas politik baru yang turut membentuk sejarah dan budaya Nusantara hingga hari ini.

 

Referensi : Sejarah Kerajaan Nusantara

Penulis  Redaksi : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *