Kisah Adipati Ewangga Sang Arya Kemuning II

Artikel. Suararadarcakrabuana.com – Dipati Ewangga kadang juga disebut Adipati Awangga adalah Senopati (Panglima Perang) asal Kuningan yang kiprahnya tercatat dalam beberapa naskah kuno Cirebon. Tokoh ini banyak membantu Cirebon terutamanya ketika Cirebon bersama-sama Demak menaklukan Banten dan Sunda Kelapa.

Menurut beberapa sumber, Dipati Ewangga adalah anak Bratawiyana ( Arya Kemuning I). Usianya sepadan dengan Suranggajaya (Arya Kuningan).Dahulu, ketika Sunan Gunung Jati mengislamkan Jayaraksa, penguasa Luragung yang berjuluk Ki Gedeng Luragung, Sunan Gunung Jati berhasil pula menjadikan Luragung sebagai wilayah kekuasaan Cirebon.

Guna mengikat tali kekerabatan, Sunan Gunung Jati mengangkat Suranggajaya (Arya Kuningan), anak Ki Gede Luragung menjadi anak angkatnya. Namun dikemudian hari, Sunan Gunung Jati setelah mengislamkan Penguasa Kajene (Arya Kemuning/Bratawiyana) Sunan Gunung Jati menitipkannya kepada Arya Kemuning, pada waktu itu Arya Kemuning mempunyai anak laki-laki yang seusia dengan Suranggajaya, namanya Ewangga/Awangga.

Dipati Ewangga kadang juga disebut Adipati Awangga adalah Senopati (Panglima Perang) asal Kuningan yang kiprahnya tercatat dalam beberapa naskah kuno Cirebon. Tokoh ini banyak membantu Cirebon terutamanya ketika Cirebon bersama-sama Demak menaklukan Banten dan Sunda Kelapa.

Menurut beberapa sumber, Dipati Ewangga adalah anak Bratawiyana ( Arya Kemuning I). Usianya sepadan dengan Suranggajaya (Arya Kuningan).Dahulu, ketika Sunan Gunung Jati mengislamkan Jayaraksa, penguasa Luragung yang berjuluk Ki Gedeng Luragung, Sunan Gunung Jati berhasil pula menjadikan Luragung sebagai wilayah kekuasaan Cirebon.

Guna mengikat tali kekerabatan, Sunan Gunung Jati mengangkat Suranggajaya (Arya Kuningan), anak Ki Gede Luragung menjadi anak angkatnya. Namun dikemudian hari, Sunan Gunung Jati setelah mengislamkan Penguasa Kajene (Arya Kemuning/Bratawiyana) Sunan Gunung Jati menitipkannya kepada Arya Kemuning, pada waktu itu Arya Kemuning mempunyai anak laki-laki yang seusia dengan Suranggajaya, namanya Ewangga/Awangga.

Selanjutnya pada tahun 1498, Suranggajaya, diangkat menjadi Adipati Kuningan (Kekuasaannya mencakup bekas wilayah Kajene-Luragung), selain itu Sunan Gunung Jati juga mengangkat Ewangga sebagai Dipati Anom (Semacam Perdana Mentri) untuk membantu Arya Kuningan. Kelak sebagaimana bapaknya Dipati Ewangga digelari Arya Kemuning (Arya Kemuning II).

Dalam versi yang lain, Dipati Ewangga atau Adipati Awangga menurut Slundraningrat (1985, hlm 102), disebut bukan anak Bratawiyana (Arya Kemuning I), melainkan seorang bangsawan yang asalnya dari Parahyangan (Cianjur) yang pada awalnya ingin berguru atau belajar agama Islam kepada Sunan Gunung Jati.

Lalu oleh Sunan Gunung Jati diperintahkan untuk pergi ke Kuningan membantu putra angkatnya, yaitu Suranggajaya dalam mengelola pemerintahan di Kuningan.

Menurut versi ini juga Adipati Awangga disebut sebagai cucu Prabu Siliwangi yang mulanya sebagai pewaris tahta di Parahyangan (Dalem Cianjur), namun setelah berguru agama Islam ke Cirebon dan masuk Islam. Beliau lebih suka tinggal di Cirebon, sementara kedudukan sebagai Dalem Cianjur diserahkan kepada adiknya Adpati Selalarang.
Ok up
Masih menurut Sulendraningrat (hlm 102), bahwa Dipati Ewangga atau Adipati Awangga memiliki empat orang anak laki-laki yang setelah ia awafat diperbantukan untuk membantu Arya Kuningan, adapun anak-anak Adipati Awangga yang dimaksud adalah

1. Dipati Anom,

2. Dipati Cangkúang Muda,

3. Dipati Sukawiyana-

4.Dipati Selanunggal.

 

Penulis Redaksi : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *