Pilkada Madina Tak Se-seru Pilkades
Madina. suararadarcakrabuana.com – Pesta demokrasi kian mendekat dengan waktu penentuan pemenang kontestan. Terhitung tidak sampai dua bulan lagi kontestasi itu berakhir dan sudah ada pemimpin yang baru atau wajah baru. Termasuk di kabupaten Mandailing Natal ( Madina) provinsi Sumatera Utara ( Sumut) yang ikut menggelar pemilihan kepala daerah ( Pilkada).
Waktu yang semakin dekat dengan pencoblosan ataupemilihan namun hingga kini masih terasa sepi. Demikian disampaikan Guswara Hasibuan di warung kopi pinggir sungai Ranto Puran, desa Gunung Tua Jae, Jumat, (11/10/2024).
” Ngali-nagali dope uida pilkada on ( masih dingin atau tidak panas – Mandailing red)” ucapnya
Dikatakannya Pemilihan kepala daerah ( pilkada) tidak Se-seru pemilihan Kepala Desa ( Pilkades). Waktu sudah dekat biasanya sudah ada tim sukses ( TS) hilir mudik warung ke warung, rumah ke rumah melakukan pendataan dukungan kepada jagoannya/calonnya.
“Apalagi kami di desa Gunung Tua Jae ini, jelang mendekati hari-H pada Pilkades tahun 2023 terkesan seru dan bersemangat. Euforia sangat antusias, tiap hari menggelar makan-makan gulsi itik ( mardahan mangan gule itik/ khas masakan Gunung Tua Raya – Mandailing red) namun hingga kini makin adem. Para TS sudah melakukan pendataan dan meninggalkan biaya makan-makan ( Mardahan mangan – Mandailing red) tapi kini nihil dan terkesan lebih seru Pilkades daripada Pilkada” sambungnya
Terang dia, inikan pesta demokrasi, namun pestanya belum kelihatan. Turunlah para calon temui warga gelar pesta meskipun terbatas.
” Diketahui, seorang pemimpin kepada daerah di Madina itu mengelola 1,6 – 1,8 T pertahun jauh lebih kecil dari kepala desa ( kades) yang hanya mengelola anggaran 600 juta hingga 2 Milyar. Sekitar satu persen saja dari anggaran yang dikelola pemimpin daerah namun kok euforia pilkades lebih gemuk” sambungnya lagi
Masih Guswara, itu hak para calon mau melakukan kampanye seperti apa dan beda trick memasuki atau pendekatan pada suatu Desa untuk meraih hatinya. Ini kesan dari Gunung Tua Jae yang melihat pilkada periode ini terkesan kalem.
” Gunung Tua Jae pada Pilkades tahun lalu sangat seru, para calon berebut hari warga dengan suguhan mardahan mangan jelas jauh beda dengan euforia pilkada tahun ini. Apakah para calon udah pengalaman dengan kontestasi pesta demokrasi tidak perlu trick seperti ini lebih fokus menyampaikan visi-misi?” lanjutnya
Dia juga mengatakan tidak tahu persis bagaimana warga di desa lain menanggapi pilkada ini.
“Kesannya pasti beda ” imbuhnya
Ditempat lain, Tofa juga mengatakan hingga detik ini Pilkades masih seru dari pada Pilkada.
” Tanggal 11 Oktober ma sadarion naso mardaro dope tarida pargorakan ( sudah tanggal 11 Oktober belum berdarah/main pergerakan – Mandailing red)” cetusnya
(Magrifatulloh).