Penemuan 16 Arca Dari Hulu Cikapundung, Bandung Utara

 

Artikel. suararadarcakrabuana.com -Sebuah arca di Museum Sri Baduga, Bandung jepretan dengan keterangan singkat “Arca Nenek Moyang atau Leluhur”. Saya coba tulis riwayat penemuannya

Jadi, pada tahun 1884, para pekerja yang sedang membuka lahan baru untuk perkebunan Kina di sekitar hulu Tjikapoendoeng dikejutkan oleh penemuan susunan teras berundak di hutan sebuah lereng bukit. Tak hanya susunan batu, namun mereka juga menemukan 16 Arca dan Artefak lain di atas teras-teras tersebut.

Laporan penemuan tersebut sampai ke telinga sang kepala perkebunan bernama E. Van Lennep. Saat itu Van Lennep baru menjabat 3 tahun mengepalai Afdeeling Tjoelamega yang meliputi wilayah Tjikapoendoeng, Tjisaroea, Panglipurgalih, Goenoeng Kasoer dan wilayah sekitar pegunungan sisi utara-timur laut kota Bandoeng.

Keantusiasanya yang tinggi terhadap peninggalan purbakala meninggalkan catatan penemuan ini dalam N.B.G. XII tahun 1884. Van Lennep lalu memerintahkan eksplorasi dan memindahkan arca-arca tersebut dan artefak lainnya ke kediamannya di Tjoelamega, Oejoengbroeng Wetan. ( kini di sekitar Palintang)

Walaupun saat ini nama Tjoelamega terdengar asing di telinga warga Bandung, namun rupanya lokasi terpencil ini telah ditinggali jauh sebelumnya terbukti dari sebuah nama dan gambar gedong di peta awal abad 18 sekitar utara Bandoeng.

Dari 16 arca temuan di hutan tersebut, pada tahun 1886 oleh Van Lennep sejumlah 3 arca dan 1 senjata temuan di lokasi disumbangkan ke Museum Batavia

detailnya sebagai berikut :

1. Arca Badak dalam posisi berbaring
2. Arca humanoid dengan mata besar dan mulut lebar dengan gigi terlihat; tangan rata di depan tubuh setinggi 42 cm.
3. Arca manusia memakai topi yang ujungnya mengarah ke depan, dengan slip digantung di bagian belakang. Kedua tangannya memegang benda bulat pipih di depan dada bertulis huruf Jawa Kuno, tingginya 49cm
4.Pisau dengan gagang perunggu; gagangnya sepanjang 8 cm, bulat dan dihiasi alur melingkar sejajar.

Sisa sebagian besar arca lainnya dugaan saya tetap menjadi koleksi pribadi E. Van Lennep dan sebagian menjadi koleksi orang Surabaya bernama Scheepmaker. Van Lennep diketahui pindah ke Amsterdam, pada awal abad 19, apakah arca-arca lain tersebut ikut dibawa ke Belanda. Semuanya tidak ada yang mengetahuinya.

 

Penulis : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *