Kembalinya Kebo Anabrang Ke Pulau Jawa

 

Artikel. suararadarcakrabuana.com – Setelah 19 tahun menjalankan misi ekspedisi Pamalayu dan berhasil secara gemilang selanjutnya Kebo Anabrang kembali ke Pulau Jawa. Dalam Kitab Pararaton menyebutkan bahwa dua putri Dara Petak dan Dara Jingga, ikut ke Jawa bersama rombongan Kebo Anabrang dari Dharmasraya. Rencananya, dua putri ini akan dinikahkan dengan Raja Kertanegara.

Akan tetapi sesampainya di Jawa pada tahun 1292, Raja Kertanegara telah tewas akibat pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang, Adipati Gelang-Gelang (Madiun). Kerajaan Singhosari pun telah runtuh dan kekuasaan digeser ke Kediri.

Prabu Jayakatwang menjadi raja Kediri dan hanya seumuran jagung (1292-1293) sebab saat itu kraton Kediri tidak lama diserbu oleh gabungan tentara tar tar mongol dengan pasukan Raden Wijaya. Dalam penyerangan itu mampu membuat Jayakatwang menyerah sebagai tanda keruntuhan Kerajaan Kediri.

Kedatangan pasukan mongol yang berlabuh di dermaga Tuban pada awalnya akan menghukum Prabu Kertanegara Singosari yang dianggap melecehkan duta Mongol yang datang ke Singosari yang justru dipotong kupingnya. Atas insiden tersebut raja mongol murka beberapa tahun berikutnya mengirim ribuan pasukan untuk menundukan Singhosari namun mereka tidak tahu perkembangan jika Prabu Kertanegara sudah tewas oleh Jayakatwang.

Situasi tersebut dimanfaatkan secara cerdik oleh Raden Wijaya yang notabene nya adalah menantu Prabu Kertanegara sendiri. Pasukan Mongol justru diajak bersama sama menggempur pasukan Jayakatwang.

Setelah berhasil dimanfaatkan menundukan kediri tenyata tentara mongol selanjutnya dapat diusir untuk kembali pulang di negeri asalnya setelah itu Raden Wijaya bersama sama para bala setianya seperti Lembu Sora, Ronggolawe, Arya Wiraraja, Nambi, Wirotawirogati dll mendirikan Kerajaan Majapahit yang berpusat di hutan tarik yang telah dibabat. Saat ini lokasi ibu kota raja Majapahit diperkirakan di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Terkait dengan Dara Petak tercatat telah dinikahi oleh Raden Wijaya yang kemudian melahirkan anak bernama Jayanagara yang pada akhirnya menjadi Raja Majapahit ke-2 setelah Raden Wijaya. Sedangkan Dara Jingga kakak kandung Dara Petak ini disebut sebut telah dinikahi oleh Kebo Anabrang selaku pemimpin rombongan Singasari di Ekspedisi Pamalayu.

Setelah 19 tahun bermukim di Melayu kemudian Kebo Anabrang kembali ke Jawa dan mendapati Kerajaan Singhosari telah runtuh dan Prabu Kertanegara sudah tewas. Pada saat itu Kerajaan Majapahit sudah berdiri sehingga Kebo Anabrang bergabung sebagai punggawa di Majapahit.

Dikisahkan ketika kembali ke tanah Jawa, Kebo Anabrang membawa armada besar yang berisi para pejuang yang gagah dan berpengalaman sehingga Kebo Anabrang oleh Raden Wijaya diangkat sebagai punggawa Pasangguhan dalam bidang armada maritim, hal ini merupakan bentuk penghargaan kepada pahlawan agung Singhasari.

Perjalanan Mahesa Anabrang dalam kancah politik Majapahit sendiri terbilang cukup panjang yang tercatat menjadi kawah candradimuka dalam penyusunan pasukan maritim Majapahit. Segala pengalamanya dalam ekspedisi pamalayu telah menjadikan Kebo Anabrang sangat disegani oleh para punggawa Majapahit lainnya.

Segala pengetahuan dan rintisannya tentang armada maritim dan gagasan penyatuan Nusantara telah dijadikan dasar rujukan bagi pasukan Mahapatih Gajah Mada pada periode berikutnya untuk menaklukan wilayah Nusantara.

Kecintaanya pada negeri yang kuat dengan semangat untuk mempersatukan wilayah Nusantara adalah pilihan hidup Kebo Anabrang. Sehingga hatinya menjadi sedih ketika ada pemberontakan yang mengancam persatuan dan kesatuan negeri Majapahit.

Sikap mbalelo Ronggolawe Tuban yang dimaknai sebagai pemberontakan yang dipandang dapat mengancam integrasi negeri Majapahit yang baru seumuran jagung membuat Kebo Anabrang menjadi sedih. Raden Wijaya melihat kegelisahan Kebo Anabrang karenanya dengan mempertimbangkan segala pengalaman dan kesenioranya, selanjutnya Kebo Anabrang ditunjuk sebagai pimpinan pasukan Majapahit untuk menghukum Ronggolawe.

 

Penulis Redaksi : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *