Kisah Sejarah Desa Rawagatel

Suararadarcakrabuana.com – Kisah Desa Rawagatel yang berada di wilayah Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Desa Rawa Gatel pun tidaklah lepas dari suatu perjalanan leluhur Desa bernama Ki Jawa Tawa atau Mbah Buyut Jaka Tawa.

Ki Jaka Tawa adalah sosok bukan orang sembarangan, beliau memiliki saudara yang bernama Lutung Kasarung anak dari Ki Bendawang Nala. Kisah Desa Rawagatel berawal dari sebuah kerajaan masih berada di wilayah Pajajaran yang tertimpa sebuah musibah penyakit aneh.

Banyak masyarakat biasa banyak yang meninggal akibat dari serangan wabah penyakit Panggebug tersebut. Hingga pada suatu ketika, penyakit Panggebug  tersebut menyerang putri raja bernama Nyi Mas Purbasari. Melihat putrinya terkena penyakit Panggebug, Sang Raja pun  merasa sangat khawatir, kemudian membuat sebuah pengumuman sayembara umum demi kesembuhan putrinya tersebut.

Bunyi dari sayembara tersebut adalah Barang siapa yang bisa menyebuhkan putrinya, jika perempuan akan diangkat menjadi saudaranya. Jika laki-laki maka akan dijadikan putra mahkota sekaligus dinikahkan dengan Putri Nyi Mas Purbasari.

Pengumuman sayembara yang dikeluarkan oleh Raja tersebut, akhirnya terdengar oleh Lutung Kasarung, saudara Ki Jaka Tawa. Setelah Lutung Kasarung mendengar pengumuman tersebut, kemudian meminta izin kepada ayahnya yang bernama Ki Bendawang Nala, untuk mengikuti sayembara tersebut.

Ki Bendawang Nala pun memberikan restu dan mengizinkan Lutung Kasarung pergi ke Kerajaan Pajajaran untuk menyembuhkan putri raja yang sedang tertimpa wabah penyakit yang aneh.  Ternyata putri raja bukan sakit biasa, tubuhnya dirasuki sosok Nyi Mas Lara Panas yang menyebarkan penyakit Panggebug tersebut.

Setelah mendapatkan izin dari ayah nya Lutung Kasarung pun langsung pergi ke Kerajaan Pajajaran , setibanya di Kerajaan Pajajaran Luntung Kasarung menemui Sang raja. Setelah melihat penyakit apa yang dialami Putri. Kemudian Lutung Kasarung meminta izin kepada sang raja untuk melawan Nyi Mas Lara Panas yang merasuki jasad putri Nyi Mas Purbasari.

Namun sayangnya ternyata ilmu yang dimiliki oleh Lutung Kasarung tidak bisa menandingi ilmu Nyi Mas Lara Panas. melihat anaknya mengalami kekalahan, Ki Bendawang Nala merupakan seorang petapa sakti jelmaan dari kura-kura putih.

Ki Bendawang Nala kemudian mengutus anak keduanya yang bernama Ki Jawa Tawa. Atas restu sang ayah, Ki Jaka Tawa pun kemudian pergi ke Kerajaan Pajajaran menyusul untuk membalaskan kekalahan adiknya Lutung Kasarung.

Kekuatan yang dimiliki oleh Ki Jaka Tawa ternyata mampu mengalahkan Nyi Mas Lara Panas hingga keluar dari jasad Putri Nyi Mas Purbasari. Namun kekalahan dari Ki Jaka Tawa belum bisa diterima, Nyi Mas Lara Panas semAncaman tersebut tidak membuat Ki Jaka Tawa mundur. Dirinya menerima tantangan dan bertekad akan selalu membuat obat penawar tiap kali muncul wabah penyakit ulah Nyi Mas Larapanas.

Dalam aksi kejar-kejaran  anatara Ki Jaka Tawa dengan Ny mas Lara Panas tidak terhindari, sampai akhirnya kaki Nyi Mas Lara Panas menginjak bumi dan membentuk sebuah rawa atau balong. Rawa tersebut ternyata airnya mengandung racun, mengeluarkan hawa panas yang sangat mematikan.Jangankan masuk ke dalam air, burung lewat di atas rawa tersebut akan mati karena hawa yang sangat panas.

Mengetahui kondisi tersebut, Ki Jaka Tawa kemudian mendatangi rawa tersebut dan berusaha untuk membuat obat penawar. Atas izin Yang Maha Kuasa, air rawa yang berbahaya itu, berubah menjadi dingin dan aman untuk dikonsumsi.

Dengan ilmu pengobatan yang dimiliki, sebuah air yang dibawa Ki Jaka Tawa kemudian dimasukan ke dalam rawa tersebut dan berhasil menetralisir racun ulah perempuan jahat tadi. Sampai akhirnya, rawa atau balong tersebut diberi nama Balong Keramat Sedayu yang memiliki sebuah arti, Sida bermakna lekas dan Dayu bermakna Rahayu atau selamat, sejahtera, jauh dari musibah.

Walaupun Ki Jaka Tawa berhasil menyembuhkan Putri Purbasari, tapi dia tidak ada minat untuk mempersuntingnya. Dirinya hanya ingin membalaskan kekalahan yang diderita saudaranya Lutung Kasarung.

Disamping itu, Ki Jaka Tawa berjanji, apabila Nyimas Lara Panas menyebar penyakit, maka dirinya yang akan membuat obatnya.Adapun nama Ki Jaka Tawa memiliki makna lain, Jaka bermakna laki-laki dan Tawa bermakna mengobati. Jadi bisa diartikan, laki-laki yang bisa mengobati.

Menurut cerita yang sama, dari lokasi Balong Sedayu, Ki Jaka Tawa kemudian melangkah sekitar 50 meter ke arah kanan.Di lokasi tersebut, kemudian menancapkan tombaknya dan terbentuklah sebuah lubang yang mengeluarkan mata air yang diberi nama Sumur Kejayan.

Setelah itu, dirinya kemudian melangkah lagi ke arah kiri dan kembali menancapkan tombaknya sehingga terbentuk sebuah sumur yang diberi nama Sumur Jayasampurna.

Kedua sumur tersebut, kini menjadi patilasan yang berlokasi di Desa Rawagatel, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Adapun kaitannya dengan asal usul Desa Rawagatel. Pada zaman kolonial Belanda, Ki Jaka Tawa menghancurkan perkampungan tersebut.

Para penjajah yang datang ke lokasi tersebut, hanya melihat hamparan rawa tanpa menyadari bekas sebuah perkampungan. Hingga pada suatu ketika, pasukan Belanda ada yang menerobos rawa tersebut dan mengalami gatal yang hebat.

Sejak saat itu, lokasi tersebut dinamakan Desa Rawagatel oleh Ki Jaka Tawa. Kerajaan Pajajaran dan kedatangan Belanda pada sejarah Desa Rawagatel, diduga tidak memiliki korelasi. Dikutip dari akun Masika Ngalap Barokah, Kerajaan Pakuan Pajajaran hancur pada tahun 1579 Masehi akibat serangan Kesultanan Banten.

Sedangkan Belanda datang pertamakali ke Indonesia dengan mendarat di Pelabuhan Banten, pada tahun 1596 di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.

PenuliS Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *