Jakarta, suararadarcakrabuana.com – Kementerian Transmigrasi mengajak keluarga besar transmigran yang tergabung dalam Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga transmigran serta masyarakat sekitarnya.
Ajakan ini disampaikan langsung oleh Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman, dalam pertemuan dengan Ketua Umum PATRI dan jajaran pimpinan lainnya di kantor Kementerian di Kalibata, Jakarta Selatan.
Saat menerima pin PATRI yang disematkan oleh Ketua Umum PATRI Sunu Pramono Budi, Menteri Iftitah menyampaikan bahwa transmigrasi kini berfokus pada paradigma baru yang menekankan inklusivitas, kesejahteraan warga transmigran, serta keterbukaan terhadap peluang kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Dengan pin ini, Bapak Menteri adalah panglima kami, keluarga besar transmigran. Kami semua siap mendukung kebijakan dan program-program Bapak,” kata Sunu Pramono Budi.
Menteri Iftitah menjelaskan bahwa pendekatan baru ini bertujuan untuk menciptakan program-program transmigrasi yang swakarsa mandiri, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada anggaran pemerintah.
Program transmigrasi ke depan akan melibatkan perguruan tinggi dalam analisis potensi kawasan, guna mendukung penciptaan satu produk unggulan di setiap kawasan transmigrasi.
“Kita akan bekerja sama dengan universitas, agar dapat membantu kita menganalisis potensi kawasan, sehingga satu kawasan bisa memiliki produk unggulan,” jelas Menteri Iftitah.
Selain itu, Menteri Iftitah mengungkapkan rencana integrasi program transmigrasi dengan program Komponen Cadangan (Komcad) dari Kementerian Pertahanan.
Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari pengurus PATRI, yang sebagian besar berasal dari keluarga transmigran purnawirawan TNI dan Polri.
Dalam kesempatan yang hangat ini, Menteri Iftitah menekankan bahwa transmigrasi bukanlah upaya “Jawanisasi,” melainkan berorientasi pada asimilasi dan akulturasi budaya, serta pelestarian lingkungan dan revitalisasi kawasan.
“Transmigrasi di era baru ini mengutamakan harmoni dan keseimbangan lingkungan untuk masa depan generasi yang akan datang,” kata Menteri Iftitah.
Selain itu, Menteri juga menyoroti pentingnya revitalisasi kawasan transmigrasi di wilayah timur Indonesia sebagai upaya mencapai pemerataan ekonomi yang lebih luas.
Menurutnya, pengembangan ekonomi di luar Jawa dapat menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ketimpangan dan meningkatkan daya saing bangsa.
“Misalnya di Papua, kita buat revitalisasi kawasan yang menarik masyarakat, dan dari sana kita bentuk sentra-sentra ekonomi baru,” ungkap Menteri Iftitah.
Pendekatan ini, lanjut Menteri Iftitah, akan mengedepankan penilaian potensi unik di setiap kawasan transmigrasi, mulai dari pertanian hingga perikanan.
Dengan demikian, proyek infrastruktur strategis nasional yang tersebar di berbagai wilayah dapat mempercepat pembangunan di daerah pelosok dan menjawab tantangan ketimpangan sosial, kemiskinan, dan pengangguran di berbagai daerah.
M.RIDHO
—-
Sumber: Kementerian Transmigras