Naskah Pidato Pertama Presiden Prabowo

 

Artikel ; Suararadarcakrabuana.com –Hari ini kita mendapatkan kehormatan yang sangat besar pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI. Hari ini kita dihadiri 19 kepala negara dan 19 kepala pemerintahan serta 15 utusan khusus negara-negara sahabat lainnya

Tokoh-tokoh dari negara sahabat ini terbang dari tempat yang jauh di tengah kesibukan mereka di tengah banyak masalah yang dihadapi mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan rakyat Indonesia.

Dan karena itu, atas nama seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, saya ucapkan penghargaan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua kepala pemerintah kepala negara dan perwakilan negara-negara sahabat yang hadir di sini.

Saudara-saudara, beberapa saat yang lalu di hadapan majelis yang terhormat ini, di hadapan seluruh rakyat Indonesia dan yang terpenting di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT, saya Prabowo Subianto dan Saudara Gibran Rakabuming raka telah mengucapkan sumpah untuk mempertahankan UUD kita

Untuk menjalankan semua UU dan peraturan yang berlaku untuk berbakti pada negara dan bangsa. Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab dan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami.

Kami akan menjalankan kepemimpinan, pemerintah RI, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia dengan tulus dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia termasuk mereka-mereka yang tidak memilih kami. Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia dan kepentingan rakyat Indonesia di atas segala kepentingan golongan apalagi kepentingan pribadi kami.

Saudara-saudara sekalian, tantangan, rintangan, hambatan dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah dinamika dan pergulatan dunia tidak ringan.

Saudara-saudara sekalian, kita paham kita mengerti bahwa karunia yang diberikan Yang Maha Kuasa kepada kita sungguh sangat besar dan sungguh sangat beragam. Kita memiliki luas wilayah daratan dan lautan yang sangat besar, kita memiliki kekayaan alam yang sangat besar kita mengerti bahwa sumber alam ini terdiri dari sumber-sumber alam yang sangat penting untuk kehidupan manusia di abad ke 21 dan seterusnya.

Namun di tengah segala karunia tersebut, di tengah segala kelebihan yang kita miliki yang memang membuat kita harus menghadapi masa depan dengan optimis tetapi kita pun harus berani untuk melihat hambatan tantangan, rintangan, ancaman dan kesulitan yang ada di hadapan kita.

Saya selalu mengajak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman.

Saudara-saudara sekalian, sesungguhnya sejarah kita adalah sejarah dengan penuh kepahlawanan penuh pengorbanan penuh keberanian tidak hanya pemimpin-pemimpin tetapi keberanian rakyat kita menghadapi segala tantangan bahkan invasi-invasi dari bangsa lain.

Saudara-saudara sekalian, kita paham dan mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah, kemerdekaan kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar. Saudara-saudara sekalian, dan kita harus paham dan ingat selalu pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan dari rakyat kita yang paling miskin, wong cilik yang berjuang yang memberi makan kepada pejuang-pejuang.

jangan lah kita lupa waktu kita perang kemerdekaan kita tidak punya anggaran kita tidak punya APBN, pasukan kita tidak digaji, siapa yang memberi makan kepada kita? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, yang beri makan adalah para nelayan, yang beri makan para pekerja, terus menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia.

Sekarang saya mengajak saudara-saudara terutama unsur pimpinan dari semua kalangan, dari kalangan cendekiawan, dari kalangan ulama, dari kalangan pengusaha, dari kalangan pemimpin politik, dari kalangan pemuda dan mahasiswa, mari kita berani menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Saudara-saudara sekalian, tantangan yang besar yang kita hadapi ada yang berasal dari luar kita, tapi harus kita akui harus kita berani mengakui banyak tantangan banyak kesulitan banyak rintangan yang berasal dari diri kita sendiri.

Ada tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan yang terjadi karena kita kurang waspada, karena kadang-kadang kita tidak andal dan piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri.

Saudara-saudara sekalian, marilah kita berani mawas diri, marilah kita berani menatap wajah sendiri, dan mari kita berani memperbaiki diri sendiri, marilah kita berani mengoreksi diri kita sendiri.

Saudara-saudara sekalian, kita harus menghadapi kenyataan, bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan korupsi di negara kita. Ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita dan cucu-cucu kita.

Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan kolusi di antara para pejabat politik pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik, janganlah kita takut melihat realita ini.

Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah.

Saudara-saudara sekalian, kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya.

Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia tapi apakah kita sungguh-sungguh paham dan apakah kita sungguh-sungguh melihat gambaran utuh dari keadaan kita?

Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar, apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi banyak rakyat yang tidak dapat pekerjaan yang baik. Banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus. Saudara-saudara sekalian, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini semua.

Saudara-saudara sekalian, saya mengajak kita semua marilah kita berani melihat kenyataan kita boleh bangga dengan prestasi kita tapi marilah kita jangan tertegun jangan terlalu cepat puas dan jangan terlalu cepat gembira dengan menutup mata dan hati terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita.

Saudara-saudara sekalian, kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak ia memasukkan kepalanya ke dalam tanah mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Saudara-saudara sekalian, marilah kita berhimpun marilah kita Bersatu untuk mencari solusi-solusi mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut.

Saudara-saudara sekalian, saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar, dalam krisis dalam keadaan genting tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli karena itu tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan.

Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia.

Saudara-saudara sekalian, kita juga harus swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi.

Kita diberi karunia oleh Tuhan Maha Besar, tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kepala sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung dan lain-lain, kita juga punya energi bawah tanah geothermal yang cukup, kita punya batu bara yang sangat banyak kita punya energi dari air yang sangat besar.

Saudara-saudara, sekalian pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi. Kita juga harus mengelola air dengan baik, alhamdulillah kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita.

Saudara-saudara sekalian, juga semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan itu. Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran-aliran bantuan itu tidak sampai ke mereka yang butuh itu.

Saudara-saudara, anak-anak kita semua harus bisa makan bergizi minimal 1 kali sehari dan itu akan kita lakukan dan itu bisa kita lakukan. Selain itu, menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati kemakmuran yang sebenernya.

Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Saya sudah katakan kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem dengan penegakan hukum yang tegas dengan digitalisasi insyaallah kita akan kurangi korupsi secara signifikan.

Tapi ini harus kita lakukan seluruh unsur pimpinan harus memberi contoh Ingarso Sung Tulodo

Saudara-saudara sekalian, ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras.

Saudara-saudara sekalian, semua kita percaya dan yakin kita punya kekuatan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin. Saudara-saudara, pemimpin yang berani dan pemimpin yang baik akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin kita atasi. Bangsa yang berani adalah bisa membikin yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Saudara-saudara, di tengah cita-cita yang begitu besar dan yang begitu kita idam-idamkan kita perlu suasana kebersamaan, kita perlu suasana persatuan, kita perlu kolaborasi kerja sama, bukan cekcok yang berkepanjangan. Kita perlu pemimpin-pemimpin yang tidak caci maki, pemimpin-pemimpin yang arif, yang bijaksana, yang mengerti dan cinta budaya dan sejarah bangsa sendiri yang bangga dengan adab tradisi dan adat bangsa kita sendiri.

Kita dari sejak dahulu memikirkan kehendak dan rancang bangun dari para pendiri bangsa, kita dan sejak awal bangsa ini berdiri kita ingin menjadi bangsa yang berdemokrasi, kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya dalam dasar negara kita Pancasila.

Kerakyatan merupakan sendi utama dari kelima sila yang kita junjung tinggi. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kita menghendaki kehidupan demokrasi tapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia, demokrasi yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita, demokrasi kita harus demokrasi yang santun, demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan.

Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki bertarung tanpa membenci bertanding tanpa berbuat curang, demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, yang menghindari adu domba, yang menghindari hasut menghasut, demokrasi kita harus yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan.

Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur, bangsa yang Gemah Ripah, Loh Jinawi, Toto Tentrem Kertoraharjo bangsa yang Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur, bangsa yang di mana rakyat cukup sandang, pangan, papan, cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum bisa tertawa.

Saudara-saudara sekalian, kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat. Kita berkuasa seizin rakyat kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat.

Bukan, bukan, bukan kita bekerja untuk diri sendiri. Bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat.

Saudara-saudara sekalian, kita harus mengerti selalu sadar selalu bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka, rakyat harus bebas dari ketakutan bebas dari kemiskinan bebas dari kelaparan bebas dari kebodohan bebas dari penindasan bebas dari penderitaan.

Saudara-saudara sekalian, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak, ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka. Hanya kalau kitab isa wujudkan itu, kalau kita bisa wujudkan keadaan di mana rakyat sungguh merasa dan menikmati kemerdekaan.

baru kita boleh sungguh-sungguh puas dan bangga dengan prestasi indo merdeka. Sebelum itu marilah kita kerjakan, marilah kita kerja keras dan berjuang tanpa menyerah, mari kita menghimpun dan menjaga semua kekayaan kita jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain.

Saudara-saudara sekalian, semua kekayaan kita harus sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat kita. Saudara-saudara, dalam sejarah politik hal ini mudah untuk kita ucapkan tidak mudah untuk kita capai tapi kita bisa capai kalau kita bersatu dan bekerja sama.

Marilah kita bangun masa depan bersama marilah menganggap rekan-rekan kita walaupun berbeda suku partai agama golongan kita adalah sama-sama anak Indonesia. Bertanding semangat,sesudah bertanding mari kita berhimpun kembali.

Presiden Joko Widodo mengalahkan saya, berapa kali ya saya lupa, tapi begitu beliau menang beliau mengajak saya Bersatu, dan saya menerima ajakan itu sekarang saya yang menang. Dan saya mengajak semua pihak ayo bersatu.

Dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif non-blok, non-line kita tidak mau ikut pakta-pakta militer mana pun kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara sudah berkali-kali saya canangkan Indonesia akan menjalankan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik, we want to be a good neighborhood. Kita ingin menganut filosofi kuno seribu kawan terlalu sedikit satu lawan terlalu banyak.

Saudara-saudara sekalian, dengan demikian kita ingin menjadi sahabat semua negara tapi kita punya prinsip, yakni anti penjajahan, karena kita pernah mengalami penjajahan kita anti penindasan.  Karena kita pernah ditindas kita antirasialisme dan antiaperteid karena kita pernah mengalami.

waktu kita dijajah kita bahkan digolongkan lebih rendah dari anjing, banyak prasasti dan marmer papan-papan di mana disebut honden in en landen for bodensee. Saya masih liat prasasti di kolam renang manggarai tahun 78 karena itu kita punya prinsip kita harus solider membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini.

Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan banyak bantuan. Hari ini kita punya tim medis yang bekerja di Gaza, di Raffah dengan risiko sangat tinggi dokter-dokter kita perawat-perawat kita sudah bekerja sama bersama di Raffah, di Gaza bersama saudara-saudara kita dari UEA.

Kita pun siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak dan siap evakuasi mereka-mereka yang luka dan anak-ana yang trauma dan korban kita siapkan semua rumah sakit dan tentara kita dan nanti rumah sakit-rumah sakit lain untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.

Kita menjadi bangsa yang harus berterima kasih kepada generasi pembebas kepada Bung Karno, Bung Hatta, pahlawan-pahlawan lain I Gusti Ngurah Rai, Kapten Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar Cut Nyak Dien, semua pahlawan yang kita tidak bisa disebut satu persatu. Mereka membayar saham kemerdekaan dengan darah dan air mata mereka.

Kita bersyukur pada Presiden pertama Bung Karno yang telah memberi kita ideologi negara, Pancasila. Yang keluar masuk penjara dibuang dimana-mana dari sejak muda karena memperjuangkan Indonesia merdeka. Indonesia tidak mau menjadi darah bagi bangsa-bangsa lain, Soekarno, Hatta, Sjahrir, semua pendiri bangsa berkorban dan memimpin dengan baik.

Kita juga bersyukur kepada Presiden Soeharto yang banyak jasanya dalam menyelamatkan dan mengamankan ideologi Pancasila itu sendiri yang telah meletakkan dasar bagi Indonesia yang modern,

kita berterima kasih kepada Presiden Habibie yang telah membuat dasar untuk kita meraih dan menguasai IPTEK,

Kita berterima kasih kepada Presiden Abdurrahman Wahid yang telah memberi contoh toleransi antar agama antar suku yang menjunjung tinggi indo yang inklusif dan toleran.

Kita berterimakasih kepada Presiden Megawati yang menyelesaikan masalah-masalah ekonomi akibat crash tahun 98 harus diakui di bawah pemerintah megawati masalah perusahaan-persuahaan yang banyak hancur dapat diperbaiki dan diselamatkan.

Kita harus berterimakasih kepada Presiden SBY, yang memimpin Indonesia di saat krisis yang sangat berat menghadapi tsunami menyelesaikan bersama Wapres JK menyelesaikan pertikaian di Aceh yang sudah berjalan begitu lama ini prestasi yang harus kita akui.

Saudara-saudara sekalian, mereka semua dengan cara masing-masing memiliki sumbangsih terhadap apa yang sekarang kita nikmati negara kesatuan yang utuh yang berdaulat yang merdeka yang terus menjaga dan berjuang demi keamanan dan keadilan.

Kita ucapkan terima kasih juga kepada Presiden RI yang ke-7, Presiden Joko Widodo dengan Wapres Ma’ruf Amin. Terima kasih atas kepemimpinan Bapak, terima kasih atas kenegarawanan Bapak-Bapak telah menahkodai bangsa ini melalui krisis-krisis yang sungguh sangat berat.

Yang kita merasakan hari ini, ingat COVID, kita bahkan keluar rumah takut, saya saksi saya menterinya Beliau semua pihak dalam dan luar negeri telepon terus menekan Beliau terus minta lockdown. Beliau menolak beliau berpikir kalau kita lockdown, bagaimana wong cilik?

Bagaimana warteg? Bagaimana ojol? Bagaimana rakyat yang makannya dari upah harian jangan kita lupa prestasi pemimpin-pemimpin kita. Terima kasih Pak Jokowi terima kasih Profesor Ma’ruf Amin, anda telah berjasa anda akan dikenang sebagai putra Indonesia yang termasuk terbaik.

Saudara-saudara sekalian, akhir kata saya mohon doa restu saudara-saudara mari kita bangun Indonesia di atas landasan yang sudah dirintis oleh pendahulu-pendahulu kita, mari kita belajar semua kekurangan kita akui dan kita perbaiki. Hentikan dendam hilangkan kebencian, bangun kerukunan bangun gotong royong itu kepribadian bangsa indo itu ajaran Bung Karno sendiri.

Saudara-saudara sekalian kami siap melanjutkan estafet kepemimpinan kita siap bekerja keras menuju indo emas menjadi bangsa yang kuat merdeka berdaulat adil dan makmur. kita tidak mau mengganggu siapa pun kita tidak mau mengganggu bangsa lain tapi kita juga tidak mengizinkan bangsa mana pun mengganggu kita.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang memiliki segala alam semoga melindungi kita semua, semoga menyertai kita semua dalam perjalanan kita dalam pengabdian kita kepada bangsa dan negara kita.

Kita juga berdoa kepada Yang Maha Esa agar tamu-tamu agung kita mereka-mereka yang datang dari jauh akan kembali ke rumah mereka masing2 dalam keadaan aman dan dalam keadaan terus bersahabat dengan kita saudara-saudara sekalian. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Merdeka! Merdeka! Merdeka

Dewan Redaksi : Amanah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *