Ramalan Sabdo Palon Mulai Menagih Janji Tahun 2024

Salon atau Sabdo Palon adalah sosok legendaris tanah Jawa di gunung tidar area Jawa Tengah yang beragama Hindu atau Budha, terakhir yang dekat dengan raja Majapahit kala itu. Ia terkenal karena pertarungannya dengan Syekh Subakir selama 40 hari 40 malam berakhir imbang, yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa, namanya disebut-sebut dalam surat Darmo gandul ditulis oleh Ki Kalamwadi dengan waktu penulisan hari Sabtu legi 23 ruwah Tahun 1830 Jawa atau Sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata sama dengan 16 Desember Tahun 1900.

Serat Darmo gandul adalah suatu tembang macapat kasus sastraan Jawa Baru berbahasa Jawa ngoko, disebutkan bahwa satu balon tidak bisa menerima, sewaktu Brawijaya digulingkan pada tahun 1478 oleh tentara Demak dengan bantuan dari wali songo. Walaupun pada umumnya dalam sumber-sumber sejarah dinyatakan bahwa Brawijaya digulingkan oleh Gerindra wardhana, ia lalu kesumpah akan kembali setelah 500 tahun. Saat korupsi merajalela dan bencana melanda untuk menyapu Islam dari Jawa dan mengembalikan kejayaan agama dan kebudayaan Jawa.

Dalam darmogandul agama orang Jawa disebut agama-agama Budi yang dahulu ajaran Buddha berdampingan dengan ajaran Hindu, serat Damarwulan dan serat Blambangan, juga mengisahkan tokoh tersebut. Pada tahun 1978 Gunung Semeru meletus dan membuat sebagian orang percay atas ramalan Sabdo Palon tersebut. Tokoh Sabdo Palon dihormati di kalangan umat Hindu di Jawa, serta di kalangan aliran tertentu penghayatan kejawen.

Sabdo Palon ering kali dikaitkan dengan satu tokoh lain yakni Naya Genggong, sesama penasehat Brawijaya ke lima sebenarnya tidak jelas, apakah kedua tokoh ini orang yang sama atau berbeda. Ada yang berpendapat bahwa keduanya merupakan penggambaran dua pribadi yang berbeda pada satu tokoh, saat ini petuah atau ajaran Sabdo Palon dijadikan sebuah kitab yang menceritakan sejarah asal mula Kabupaten Pati dalam bentuk sastra babat yang berisi tentang kebaikan berasal dari leluhur Tanah Jawa.

Menurut guru ahli spiritual keberadaan Sabdo Palon tak lain adalah sosok raja jin gunung Tidar Jawa Tengah, kesaktiannya yang membuat angkernya pulau Jawa, sehingga raja Turki Memet satu mengutus  Syek subakir untuk merukiyah pulau jawa. Maka raja turki mehmed satu mengutus Syekh Subakir dari Persia dan pamannya Maulana Malik Ibrahim syar islam ke Nusantara, singkat cerita Syekh Subakir sebagai ulama persia melakukan perjanjian dengan Sabdo Palon dan akhirnya diidzinkan untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Sabdo palon identik dengan Semar dalam lakon mahanharat versi jawa, dalam dunia pewayangan yang muncul bersama anak-anaknya yakni Gareng, Petruk dan Bagong. Menurut antropologi Paus Sting dalam penelitiannya, pada tahun 1988 Sabdo Palon merupakan Reinkarnasi sebagai Semar. yang kenal sebagai maha guru ditanah Jawa. Mereka adalah titisan dewa dari kayangan yang sengaja turun ke bumi menjadi Punokawan atau kawan yang paham tugasnya menjadi pemomong raja dan pengayom kawula.

Nama ini kerap disandingkan dengan sosok Naya Genggong, keduanya senantiasa hadir mengiringi pemerintahan raja-raja Jawa di masa Hindu Budha, untuk diketahui Sabdo Palon dan Naya Genggong bukanlah nama sebenarnya (asli) tetapi gelar yang diberikan sesuai dengan karakter tugasnya yang diembannya. dalam serat Damo gandul Sabdo Palon diartikan sebagai kata – kata dari namanya. Sabdo palon ada dua makna, yakni Sabdo bearti seseorang yang memberikan masukan atau ajaran dan Palon yang berarti penganct atau pengunci kebenaran yang bergema dalam ruang semut dan raja Jawa di masa Hindu Budha. Untuk diketahui nama asli tetapi gelar yang diberikan sesuai dengan karakter tugasnya dalam serat darmogandul.

Sabdo Palon diartikan sebagai kata-kata dari namanya yaitu berarti seseorang yang memberikan masukan atau ajaran dan salon yang berarti kebenaran yang bergema dalam ruang semesta. Sementara anak Naya Genggong memiliki makna yang berarti Nayaka atau abdi raja dan Genggong yang berwarna mengulang-ulang suara hati yang berani mengingatkan raja secara berulang-ulang tentang kebenaran dan berani menanggung akibatnya.

Sabdo Palon merupakan raja makhluk gaib yang menjaga tanah Jawa penderita Sakti dari kerajaan Majapahit, Konon hidup abadi. Dia adalah seorang penasihat spiritual prabu Brawijaya hingga suatu ketika prabu Brawijaya akhirnya memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Buddha. kemudian menolaknya dan mengatakan sebuah peringatan setelah prabu Brawijaya memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Buddha, maka seluruh keturunannya akan hidup dalam kesengsaraan.

Kemudian tanah Jawa tinggal menjadi nama sebab setelah kehilangan jati dirinya tidak hanya sampai di situ saja nantinya, masyarakat Jawa juga akan berlaku seperti bebek kepada bangsa lain, selanjutnya biji padi akan sulit tumbuh di tanah Jawa hal itu sebab mendapat penolakan dari para dewa. Meskipun memaksa menanamnya, maka akan mendapatkan hasil padi kecil untuk makanan burung.  Dia juga mengatakan bahwa nantinya tanah Jawa akan memiliki hawa yang berbeda, tanahnya akan terasa lebih panas dan kurang hujan atau tandus, hasil pertanian akan berkurang dan akan banyak manusia yang suka berbohong, kemudian banyak juga manusia yang suka berbuat nista hingga mudah mengucapkan janji.

Kemudian hujan akan turun namun tidak pada waktunya yang membuat bingung para petani, bencana yang datang terus-menerus tersebut merupakan sebuah hukuman bagi masyarakat Jawa, apalagi bagi mereka yang berani berpindah kepercayaan malapetaka tersebut akan berakhir, apabila masyarakat Jawa kembali memeluk agama Buddha.” saat saya tidur, saya bisa tidur selama 200 tahun, saat saya tidur akan banyak perang saudara di tanah Jawa. Yang kuat akan memangsa dan menghancurkan sesamanya ini “

Sabdo Palon punjuga mengatakan bahwa dirinya adalah Semar, menurut kepercayaan orang Jawa Semar merupakan gusti kang dumadi atau utusan gaib tuhan yang maha esa ia membantu tugas untuk melindungi manusia agar mentaati perintahnya Sabdo artinya ucapan, Palon artinya nekat, Naya artinya wajah, Genggong artinya ketahanan dan tidak berubah.

Selain itu Sabdo Palon juga mengaku malu pada Bumi dan langit sebab tidak bisa melindungi prabu Brawijaya sebelum kepergiannya Sabdo Palon mengatakan bahwa masyarakat Jawa akan bangkit setelah 500 tahun dengan agama lamanya. Kemudian tanah Jawa akan kembali seperti keadaan semula yang makmur dan damai, namun apabila ada masyarakat Jawa yang menolaknya, maka akan hancur oleh setan. Tanda-tanda ramalan ini terjadi adalah meletusnya gunung Merapi dan lahar akan mengalir ke arah barat daya serta berbau busuk.

Nanti Merapi akan bergelegar yang Widi sudah menganturta dan harus bergantian, ia juga mengatakan saat paling sengsara di tanah Jawa itu terjadi, pada tahun Lawan Sapta Ngesti Aji ibarat orang yang menyeberangi sungai dan sudah berada di tengah-tengah, tiba-tiba sungai langsung banjir besar hingga akhirnya memakan banyak korban.  Bencana tersebut menyebar ke seluruh tanah Jawa dan tidak ada yang bisa menghindari ramalan Sabdo Palon di atas sudah terbukti mulai dari bencana alam kekeringan, perang saudara yang memakan ribuan korban jiwa.

Dalam beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan tentang sebuah ramalan yang menyebutkan bahwa pada tahun 2024 banyak orang akan pindah dari tanah Jawa. Ramalan ini disebut sebagai Sabdo Palon yang diyakini berasal dari cerita rakyat Jawa dan dipercaya oleh beberapa orang sebagai sebuah ramalan yang dapat menjadi kenyataan.

Menurut cerita yang beredar Sabdo Palon adalah seorang tokoh yang memiliki kekuatan khusus untuk meramalkan masa depan, ia diyakini oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai sosok yang membawa pesan-pesan dari alam gaib dan juga sebagai penjaga keutuhan dan keseimbangan alam semesta. Salah satu ramalannya yang paling terkenal adalah tentang banyaknya orang yang akan meninggalkan tanah Jawa pada tahun 2024. Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya mengapa pada tahun 2024 mengapa hanya tanah Jawa yang akan terkena dampaknya.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa Sabdo Palon berasal dari sebuah kitab suci yang diturunkan dari langit, kitab suci ini berisi tentang kebijaksanaan dan petunjuk bagi manusia untuk menjalin kehidupan yang baik dan benar, dalam kitab suci tersebut disebutkan pada tahun 2024, akan terjadi peristiwa besar yang akan mengubah keadaan dunia. Peristiwa tersebut diyakini sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat dan akan menimbulkan perubahan besar bagi umat manusia akan memutuskan untuk meninggalkan Tanah Jawa.

Lalu mengapa tanah Jawa yang menjadi sasaran ramalan ini, tanah Jawa dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai pusat kekuatan spiritual, pusat kebudayaan, banyak tempat suci dan situs bersejarah yang terdapat di tanah Jawa, Seperti candi Borobudur, candi Prambanan dan gunung merapi. Selain itu tanah Jawa juga memiliki kekayaan alam yang melimpah seperti gunung, sungai dan lautan yang memberikan berkat dan kesejahteraan bagi penduduknya.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola pikir manusia nilai-nilai spiritual dan kebudayaan di tanah Jawa semakin terkikis, banyak orang yang memilih untuk meninggalkan kampung halamannya dan mencari kehidupan yang lebih baik di kota-kota besar, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya Organisasi migrasi penduduk dari tanah Jawa ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Ramalan sabdo palon banyak orang  yang akan meninggalkan tanah jawa pada Tahun 2024, Dapat diartikan sebagai sebuah pertanda bahwa kekayaan spiritual dan kebudayaan di tanah Jawa. Semakin terpinggirkan banyak orang yang lebih memilih untuk mengejar materi dan kehidupan yang modern, daripada melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi nenek moyang mereka, tentu saja ramalan ini tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Namun sebagian masyarakat yang meyakini keberadaan Sabdo Palon, kita dapat merenungkan dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang akan terjadi di masa depan, kita juga dapat mengambil pelajaran dari ramalan ini untuk lebih menghargai dan melestarikan nilai-nilai spiritual dan kebudayaan yang telah ditinggalkan dari nenek moyang kita.

selain itu sebagai warga negara Indonesia Kita juga harus menjaga keutuhan dan keberagaman budaya di tanah air kita harus menghormati dan menghargai keberadaan setiap suku agama masing-masing antar suku bangsa pada akhirnya ramalan tentang banyaknya orang yang akan meninggalkan tanah Jawa pada tahun 2024 merupakan sebuah peringatan bagi kita untuk lebih peduli terhadap keberadaan nilai-nilai spiritual dan kebudayaan di tanah Jawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *