Riwayat Sejarah Malam Satu Suro Dan Keistimewaannya

Artikel suararadarcakrabuana.com – Sementara menurut catatan sejarah lainnya, penetapan satu Suro sebagai awal tahun baru Jawa dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645)

Sebagian masyarakat Jawa menganggap malam 1 Suro adalah waktu yang sakral. Orang Jawa kemudian menjauhi mitos larangan yang muncul pada malam tersebut. Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa Islam. Masyarakat Jawa percaya, keluar rumah serta menimbulkan kebisingan di malam 1 Suro akan mendatangkan kesialan dan nasib buruk. Malam yang dinilai sakral ini juga tak jarang dipercaya menjadi momen untuk berhubungan dengan leluhur.

Mitos dan larangan Malam 1 Suro menurur kepercayaan leluhur masyarakat Jawa pada jaman dahulu ada 7 larangan yaitu sebagai berikut :

1. Larangan Keluar Rumah. …
2. Tidak Boleh Berbicara atau Berisik. …
3. Tidak Boleh Mengadakan Pesta atau Hajatan. …
4. Tidak Boleh Berkata Kasar atau Buruk. …
5. Dicari Makhluk Gaib Jika Bertindak Lalai. …
6. Dilarang Pindahan atau Membangun Rumah. …
7. Acara Ruwatan.

Di beberapa daerah Jawa, ada ritual khusus yang dilakukan. Sebut saja kebo bule di Keraton Solo. Bagi orang Jawa di beberapa daerah, bulan suro dianggap menyeramkan dan penuh bencana. Imej malam satu suro selalu seram karena dipecayai sebagai bulannya makhluk gaib

Menurut orang Jawa, khusus yang memiliki weton tulang wangi, sangat diingatkan tidak melakukan pernikahan atau hajatan pada malam 1 Suro. Tujuannya agar tidak bersaing dengan hajatan yang mungkin digelar Keraton. Weton tulang wangi adalah bentuk kepercayaan masyarakat dalam menyambut 1 suro atau 1 Muharram untuk menandai Tahun Baru Islam.

Masyarakat Jawa percaya, keluar rumah tanpa tujuan jelas pada malam satu Suro dikaitkan dengan kesialan dan mendatangkan hal buruk. Diketahui, malam satu suro adalah malam yang menandai awal bulan pertama penanggalan Jawa.

Keistimewaan malam 1 Suro adalah orang-orang akan selalu berjalan dengan khusyuk, orang membersihkan diri lahir batin, melakukan introspeksi, mengucap syukur kepada Gusti yang membuat hidup, kemudian menghidupi dunia dan seisinya.

Arti Suro dalam Islam adalah Kata “Suro” berasal dari bahasa arab “Asyura” yang berarti sepuluh atau hari kesepuluh bulan Muharram. Asyura oleh warga Jawa dibaca menjadi “Suro”. Ada juga warga beberapa daerah yang menyebutnya “Suran”

Ketika malam 1 Suro tiba, beberapa orang Jawa Islam percaya bahwa mendekatkan diri pada Tuhan menjadi salah satu cara membersihkan diri dan melawan nafsu duniawi. Oleh sebab itu, tidak jarang, mereka melakukan upacara individu, seperti tirakat, perenungan diri, atau lelaku.

Perayaan malam 1 Suro memiliki makna peringatan tanda pergantian waktu yang dianggap sangat penting, dan berhubungan dengan siklus kehidupan dan ritual. Pada tahun 2024, tanggal 1 suro jatuh pada 7 Juli. Artinya, malam 1 suro 2024 akan terjadi pada malam 6 Juli. Hal ini menyesuaikan kalender Jawa yang merupakan hasil perpaduan antara penanggalan Saka dari India dan Hijriah

Alasan Bulan Suro Dianggap Keramat,Hal ini diyakini secara turun temurun sehingga muncul berbagai pantangan- pantangan seperti larangan menikah, hajatan dan lain sebagainya. Alasannya, bulan Suro dianggap sebagai bulan yang paling agung dan mulia  Tak hanya itu, Malam Satu Suro juga banyak disebut sebagai hari lebarannya makhluk-makhluk gaib sehingga dianggap sebagai malam yang angker dan mistis.

Tahun baru Hijriah dipahami umat Islam sebagai momen hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang dulunya bernama Yastrib. Pemahaman Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena proses hijrah nabi telah dimulai sejak bulan Muharram, sesaat setelah nabi dibaiat di akhir bulan Dzulhijjah

Tujuan diadakannya tradisi Suro, Tradisi malam 1 Suro atau ritual Suroan menitik beratkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam 1 Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat Islam yang hadir melaksanakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatakan berkah dan menangkal datangnya marah bahaya

Itu sejarah malam 1 Suro  menurut kepercayaan orang jawa, kami buat artikel ini dari beberapa sumber para sesepuh kejawen.

 

Penulis : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *