Sejarah Perang Cirebon Dengan Talaga

 

Artikel . Suararadarcakrabuana.com – Pemantik awal peperangan Cirebon daengan Talaga dikisahkan dalam berbagai macam naskah dan buku sejarah Cirebon, versi ceritanya pun beragam, diantara buku yang mengisahkan tentang perang Talaga dengan Cirebon adalah buku sejarah Cirebon yang di susun oleh Pangeran Sulaiman Sulendraningrat.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Talaga ditaklukan Cirebon pada Tahun 1529. Adapun mula-mula terjadinya bentrok antara Cirebon dan Talaga dilatar belakangi oleh kesalah pahaman.

Pada Tahun 1511, anak Sunan Gunung Jati yang bernama Pangeran Bratakelana dan Pangeran Jaya Kelana memasuki usia sunat, keduanya kemudian diarak keliling wilayah kekuasaan Cirebon termasuk di wilayah Rajagaluh yang kala itu sudah menjadi bagian dari wilayah Cirebon. Kebetulan wilayah Rajagaluh berbatasan dengan wilayah Kerajaan Talaga.

Arak-arakan pengantin Sunat anak Raja Cirebon itu digelar besar-besaran, bagian depan iring-iringan ditempati oleh tentara Jawa dari Demak, sementara barisan selanjutnya di isi oleh orang-orang Sunda dari Cirebon.

Arak-arakan yang semarak itu tanpa sadar rupanya memasuki wilayah kekuasaan Talaga, sehingga orang-orang Talaga mengira negerinya akan di gempur orang Cirebon. Mendapati hal tersebut pejabat Kerajaan Talaga yang mendapatkan laporan dari penduduk menghampiri rombongan arak-arakan disertai para Prajurit dari Talaga, akan tetapi manakala mereka menanyakan maksud dan tujuan orang-orang Cirebon memasuki daerah Talaga rupanya tentara barisan bagian depan Cirebon yang sejatinya diisi oleh orang-orang Demak diam saja, tidak menjawab, mereka tidak mengerti bahasa Sunda.

Prilaku orang Cirebon yang memasuki wilayah Talaga tanpa izin serta diamnya orang Cirebon manakala ditanya maksud dan tujuannya memasuki Talaga dianggap penghinaan oleh Talaga, maka selepas itu meletuslah perang Talaga Vs Cirebon.

Perang Talaga Vs Cirebon dikisahkan berlarut-larut memakan waktu bertahun-tahun dari Tahun 1511 hingga 1529, pada perang Pertama Talaga menerjunkan Demang Talaga sebagai pimpinan perangnya, akan tetapi Demang Talaga dapat dikalahkan Cirebon.

Pada perang Selanjutnya, Talaga menempatkan Arya Salingsingan sebagai panglima perangnya, pada perang kedua ini Talaga sulit dikalahkan, sebab Arya Salingsingan dikisahkan sebagai panglima perang yang handal.

Pada akhirnya, yaitu pada 1529 pasukan Talaga dibawah pimpinan Arya Salingsingan dikalahkan Cirebon, sementara Arya Salingsingan sendiri kemudian ditawan dengan hormat dan untuk selanjutnya masuk agama Islam.

Dalam buku Sejarah Cirebon yang disusun Sulendraningrat, disebutkan Arya Salingsingan merupakan Pangeran (Putera Mahkota) Kerajaan Talaga, anak dari Pucukumun Talaga. Kekalahan pasukan Talaga dibawah pimpinan Arya Salingsingan menandai takluknya Talaga pada Cirebon.

Selepas takluknya Arya Salingsingan, Tentara Cirebon kemudian menjuju Istana Talaga, akan tetapi Prabu Pucukumun Talaga rupanya terlebih dahulu telah meninggalkan Istana bersama adik perempuannya.

 

Penulis Redaksi : Rakhmat sugianto.SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *