Menurutnya, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait kesenjangan dalam akses, kualitas, dan keterjangkauan konektivitas digital.
“Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita memerlukan konektivitas yang inklusif dan bermakna, yang mampu menjangkau semua masyarakat dengan kualitas layanan yang baik serta harga yang terjangkau,” jelasnya dalam Huawei Indonesia Supplier Convention 2024 di Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
Nezar Patria menyoroti data terkini yang menunjukkan hanya 27,4% masyarakat menggunakan layanan broadband tetap. Sementara itu, penetrasi 5G masih sangat rendah, yaitu 2,49%.
Rata-rata kecepatan unduh broadband seluler pun masih berada di angka 29,5 Mbps, jauh dari target 100 Mbps pada 2029. Selain itu, biaya layanan broadband tetap mencapai 6,1% dari PDB per kapita, melebihi rekomendasi ITU sebesar 2%.
“Jika kita ingin menjangkau lebih banyak masyarakat, kolaborasi menjadi kunci untuk menekan biaya dan memperluas cakupan layanan broadband,” tegasnya.
Kementerian Komdigi telah menyusun kerangka kerja strategis untuk periode 2025-2029 yang berfokus pada empat pilar utama
- Infrastruktur digital,
- Pemerintahan digital,
- Ekonomi digital,
- Masyarakat digital.
“Pilar infrastruktur digital menjadi landasan utama yang mencakup perluasan broadband, pengelolaan spektrum, pengembangan pusat data, serta layanan cloud,” ujarnya.
Wamenkomdigi berharap acara seperti ini dapat memacu inovasi dalam memperluas konektivitas digital. “Kita membutuhkan kolaborasi yang kuat di berbagai sektor, dan kami berharap dapat melanjutkan perjalanan ini bersama mitra-mitra yang berkomitmen,” ungkapnya
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan Yassierli dan CEO Huawei Indonesia, Guo Hailong, yang mendukung upaya menciptakan ekosistem digital inklusif untuk Indonesia.
Siaran Pers No. 37/HM-KKD/11/2024